Bungo – Harga buah duku di sejumlah dusun di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, melonjak tajam pada musim panen tahun ini. Di tingkat pengecer, harga duku bahkan tembus hingga Rp25.000 per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Mahalnya harga duku ini disambut dengan rasa senang oleh para petani. Namun di balik kenaikan harga tersebut, terdapat kenyataan pahit yang harus dihadapi, yakni hasil panen yang menurun drastis. Penyebabnya, selain duku yang berbuah tidak merata, banyak pohon duku dilaporkan mati.
Sejumlah petani di Desa Empelu, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, mengungkapkan bahwa musim panen duku tahun ini sangat jauh berbeda dibandingkan tahun lalu. Jika pada musim sebelumnya hasil panen di kebun mereka bisa mencapai sekitar 2,5 ton, maka pada musim ini diperkirakan hanya sekitar 1 ton.
“Musim ini duku berbuah sangat jarang. Tidak semua pohon berbuah, bahkan banyak yang mati,” ujar salah seorang petani saat ditemui di kebunnya.
Hal senada juga disampaikan petani lainnya. Menurut mereka, dari puluhan pohon duku yang ada, hanya beberapa pohon saja yang berbuah. Kondisi ini membuat pasokan duku berkurang, sehingga berdampak pada kenaikan harga di pasaran.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga duku di tingkat petani berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Sementara itu, di tingkat pengecer harga bervariasi mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000 per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi penjualan.
Meski panen tidak maksimal, masyarakat dan petani duku di Bungo tetap bersyukur. Mereka berharap pada musim berikutnya kondisi tanaman duku dapat kembali pulih, sehingga hasil panen meningkat dan keberlanjutan kebun duku tetap terjaga.(#)
Penulis: Mey Landry